Halaman

Selasa, 27 Desember 2011

Inilah Makanan yang Bantu Pikiran Tetap Fokus


Panam City - Menurut The Franklin Institute, sel-sel otak membutuhkan dua kali energi dari sel-sel lain dalam tubuh. Nutrisi yang tepat itu sangat penting untuk menjaga fungsi otak dan kemampuan mental, seperti fokus, memori dan konsentrasi.

Untuk membantu anda tetap fokus, anda memerlukan makanan yang kaya zat besi, vitamin B folat, karbohidrat kompleks dan asam lemak esensial.

Zat besi
Hubungan antara tingkat zat besi dalam tubuh dan kemampuan otak untuk fokus pertama kali diteliti pada tahun 2001. Dalam studi Agricultural Research Service yang dipimpin oleh Mary J. Kretsch, makanan yang kaya akan zat besi dapat membantu berkonsentrasi dan fokus.

Makanan kaya zat besi antara lain roti gandum, sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging, unggas, dan sereal-pasta.

Folat
Folat adalah vitamin B yang diperlukan untuk sintesis asam nukleat dan rantai asam lemak panjang yang penting untuk fungsi otak. Bagi wanita hamil, makanan yang kaya folat seperti melon, pisang, jus jeruk, strawberry, lemon, bayam, asparagus, kacang kering, kacang polong split, sereal dan nasi itu sangat penting. Jika ibu hamil kekurangan folat, itu dapat meningkatkan resiko bayi terlahir cacat.

Vitamin B-6
Vitamin B-6 adalah makanan otak yang sehat karena jenis vitamin ini bisa mengubah protein makanan menjadi asam amino yang diperlukan untuk produksi dan sintesis neurotransmiter dopamin dan serotonin. Menurut ahli diet, ketiga zat tersebut yang membuat otak tetep fokus dalam waktu lama.

Makanan kaya vitamin B-6 antara lain selai kacang, kenari, kedelai, kacang, oatmeal, biji bunga matahari, jus tomat, ikan tuna, telur, ikan, daging sapi, ayam dan kentang.

Antioksidan
Buah-buahan segar dan sayuran dapat menjaga oksigen mengalir menuju otak sehingga bisa membantu untuk fokus. Makanan yang memiliki kandungan antioksidan antara lain anggur, delima, kiwi, ceri, blueberry, jeruk, lemon, nanas dan jeruk. Sayuran yang kaya antioksidan yaitu cabai, kangkung, dan kubis merah.

Glukosa
Bahan bakar yang hanya sel-sel otak Anda gunakan adalah glukosa. Glukosa bisa diperoleh dari karbohidrat kompleks seperti beras merah, oatmeal dan gandum produk roti. Makanan ini merupakan bagian penting dari nutrisi otak. Karena, otak tidak dapat menyimpan glukosa dan membutuhkan pasokan konstan dari darah.

Asam Lemak omega-3

Otak Anda membutuhkan asam lemak omega-3 untuk memperkuat hubungan antara sel-sel. Makanan-makanan ini adalah makanan otak yang penting karena tubuh tidak dapat membuat asam lemak omega-3. Anda bisa menemukan kandungan zat ini pada ikan, kenari dan biji rami.

Senin, 26 Desember 2011

Semangka, Buah Mujarab untuk Kanker Prostat dan Jantung

Panam City -Terik hari yang panas, bayangkanlah buah semangka. Buah dari suku ketimun ini, selain dikenal sangat menyegarkan juga memberikan efek yang positif bagi tubuh.

Semangka mengandung likopen yang tinggi. Likopen merupakan antioksidan yang ditemukan dalam buah-buahan berwarna merah (kecuali stroberi). Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa likopen dapat mengurangi risiko kanker prostat dan penyakit jantung.

Orang yang makan diet yang tinggi kandungan likopen, kecil kemungkinannya untuk mengalami serangan jantung. Buah berair dengan nama latin Citrullus lanatus ini juga kaya akan Vitamin B6. Vitamin B6 adalah zat penting yang dapat merangsang hormon dalam otak untuk mengatasi kecemasan dan panik.

Tak hanya itu, semangka juga kaya akan vitamin C. Vitamin C tak hanya penting untuk menjaga daya tahuan tubuh, vitamin ini mutlak diperlukan untuk memperlambat penuaan dan kerusakan kondisi medis seperti katarak.

Sama seperti vitamin C, vitamin A yang terkadung dalam semangka juga membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, vitamin A dapat membantu tubuh melawan infeksi dan mencegah kebutaan.

Namun tidak seperti pisang atau pepaya yang bisa tumbuh sepanjang musim, semangka memiliki musimnya sendiri. Oleh karena itu, jangan menyia-nyiakan jika musim semangka sudah datang. JIka berbelanja di supermarket, untuk mengtahui semangka yang sudah matang, sebaiknya anda mencoba dengarkan bunyi ketika kulitnya diketuk.

Jika terdengan suara berongga, artinya buah semangka sudah siap disantap, tetapi jika Anda mendengar suara yang solid, artinya semangka masih mentah dan perlu beberapa hari lagi untuk matang.

Selasa, 20 Desember 2011

Waspadai gemuk pada balita

Sebagian besar orangtua selalu menginginkan mempunyai balita yang sehat dan bertubuh gemuk. Namun, tunggu dulu. Belum tentu balita atau anak yang gemuk itu berarti sehat. Bisa jadi dia mengalami gizi berlebih (obesitas).

Sesuatu yang berlebih itu cenderung tidak baik, termasuk juga gizi. Sejak beberapa waktu lalu, gizi berlebih menjadi masalah serius bagi penduduk Indonesia, dan merupakan ancaman tersembunyi bagi masa depan anak.

Kasus itu bukan saja menimpa golongan berpunya, tetapi juga dialami masyarakat miskin di pedesaan dan perkotaan. Faktor sosial ekonomi ternyata tidak lagi mempengaruhi tingkat kekurangan atau kelebihan gizi pada masyarakat, karena permasalahan gizi lebih juga dialami masyarakat tidak mampu.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, menunjukkan 14% balita mengalami gizi lebih. Pada penduduk kaya prevalensinya mencapai 14,9%, dan pada masyarakat miskin sekitar 12,4%.

Prevalensi balita gemuk paling tinggi terjadi di DKI Jakarta dengan prevalensi rata-rata 19,2%. Berikutnya Sumatra Utara (18,3%), Sulawesi Tenggara (18,1%), Bali (17,5%), Jawa Timur (17,1%), Sumatra Selatan (16,8%), Lampung (16,4%), Aceh (16,2%), Riau (16%), Bengkulu (15,5%), Papua Barat (14,8%), dan Jawa Barat (14,6%).

Sementara pada penduduk usia di atas 18 tahun, prevalensi gizi lebih sebesar 21,7%. Yaitu pada kaum pria terdapat 16,3%, dan kaum perempuan 26,9%.

"Penyebab gizi berlebih ini, antara lain terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan yang keluar," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, pada seminar Gizi lebih, ancaman tersembunyi masa depan anak Indonesia, di Jakarta, pekan lalu.

Menkes menuturkan anak yang lahir dengan berat badan rendah dan pendek lebih berisiko mengalami gizi lebih pada usia dewasa. Bayi yang diberi susu formula memiliki risiko gizi berlebih, akibat asupan energi yang tidak terkendali. Sebab, energi yang masuk berlebihan dibanding kebutuhannya. Selain itu, katanya, perubahan gaya hidup dimana anak kurang melakukan aktivitas fisik, juga menjadi penyebab gizi lebih.

Dampak dari gizi lebih, katanya, tidak sekadar menganggu estetika penampilan. Tapi juga menjadi predisposisi dari berbagai penyakit tidak menular, baik degeneratif maupun kardiovaskuler. Walau prevalensi gizi lebih sudah mengkhawatirkan, namun keberadaannya sebagai suatu ancaman nyata bagi kesehatan, belum banyak disadari masyarakat.

Pola makan salah

Minarto, Ketua DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), menuturkan anak yang kekurangan gizi dan kelebihan gizi jumlahnya cukup banyak, baik dari keluarga kaya atau miskin.

"Itu menunjukkan bahwa bukan jumlah asupannya yang salah, tapi pola makannya yang salah, dan juga akibat konsumsi pangan yang tidak sehat. Juga karena pola konsumsi yang tidak seimbang seperti rendah serat, tinggi garam, tinggi gula dan lemak," ujarnya.

Gizi seimbang, katanya, menggambarkan susunan makanan dan minuman yang jenis maupun jumlahnya menjamin kebutuhan tenaga, sumber pertumbuhan dan pemeliharaan untuk mencapai status kesehatan optimal. Jenisnya terdiri dari bahan pangan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air (4 sehat, 5 sempurna).

Dia menyebutkan gizi lebih atau gemuk, terjadi akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Ketidakseimbangan asupan energi dan total energi yang dikeluarkan, membuat kelebihan lemak disimpan dalam jaringan diaposa, itu menyebabkan obesitas.

Berdasarkan Direktori Pengembangan Konsumsi Pangan, konsumsi minyak dan lemak telah melebihi batas maksimal yaitu 114%. Konsumsi nasi juga berlebih hingga 118,5%. Inilah yang mengakibatkan anak-anak cenderung tumbuh pendek dan gemuk.

Dokter Saptawati Bardosono dari Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM, menuturkan obesitas pada anak, juga disebabkan oleh faktor lingkungan, faktor budaya, dan pola hidup.

Berdasarkan penelitan yang mengamati pola hidup anak, lebih dari 40% anak mengalami kelebihan kalori, dan 80% anak mengalami kelebihan protein. Semua ini karena kebiasaan mengonsumsi susu manis secara berlebihan. "Gula yang dikonsumsi anak tidak hanya dari laktosa, tapi juga dari gula tambahan," ujarnya.

Rini Sekartini dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, menuturkan obesitas pada anak bisa berdampak negatif bagi fisik dan psikologis. Dampak fisik adalah meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, gangguan tidur, gangguan saraf, risiko diabetes, dan penyakit sendi.

Sementara itu dampak obesitas pada psikologis anak, ujarnya, adalah depresi, kepercayaan diri rendah, dan melakukan diet berlebih. "Ini terjadi karena anak merasa tidak percaya diri dan berbeda dengan anak lainnya, sehingga dia ingin kurus dengan diet yang salah," ungkapnya.

Menkes Endang menambahkan bahwa gizi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan balita. Kenaikan berat badan anak dipengaruhi asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak, serta kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung energi tinggi.

Salah satu hal yang sering terjadi adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula yang tinggi sejak kecil, padahal mekanisme gula dapat meningkatkan risiko obesitas. Kebiasaan tersebut, ujarnya, tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai.

Dia menuturkan saat ini kecendrungan perubahan gaya hidup anak, menjurus pada penurunan aktivitas fisik, seperti ke sekolah dengan naik kendaraan dan kurangnya aktivitas bermain, serta lingkungan rumah yang tidak memungkinkan anak-anak bermain di luar rumah. Akibatnya anak lebih suka bermain game atau duduk menonton TV.

Menurut Endang, salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mengatasi gizi lebih ini, adalah melalui pengaturan asupan gizi sejak dini pada anak. Selain itu meningkatkan aktivitas fisik dan modifikasi pola hidup. (znd)

Pengetahuan untuk kita

WHO: Lalai Penyebab Utama Kecelakaan di Jalan

Panam City - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)menyatakan, 90 persen penyebab terjadinya kecelakaan di Indonesia disebabkan oleh faktor lalai, yaitu mengantuk, sakit, tidak sabar serta tidak menghargai pengguna jalan yang lain saat berkendara.

"Untuk berkendara dalam kondisi lalu lintas di kota-kota dengan penduduk padat, dibutuhkan kesabaran yang tinggi dan etika berkendara yang baik," kata Konsultan Kecelakaan Nasional dari WHO Indonesia Gde Y Yogadhita saat ditemui dalam konferensi pers bertajuk "I Wanna Get Home Safely" yang digelar Perusahaan Asuransi Adira, di Jakarta, Rabu malam.

Ketidaksiapan psikologis memang merupakan bagian dari kelalaian berkendara, ujarnya.

Disamping itu, kondisi jalan raya yang buruk juga menjadi perhatian WHO Indonesia untuk menekan jumlah kecelakaan.

"Kami bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Departemen terkait untuk menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dan nyaman", tutur Gde.

Lebih lanjut Gde menjelaskan terdapat lima pilar utama yang WHO rumuskan untuk ditindak-lanjuti oleh Pemerintah. Lima faktor tersebut antara lain, Manajemen Keselamatan yang dirancang oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kualitas kondisi jalan raya oleh Dinas Pekerjaan Umum, kualitas kendaraan bermotor oleh Kementrian Perhubungan, Etika berkendara oleh Ditlantas Kepolisian, dan manajemen pascakecelakaan oleh Kementrian Kesehatan.

Gde menilai Pemerintah cukup kooperatif dalam menanggapi saran, ide dan kritik dari WHO Indonesia, hal ini ditandai dengan dicanangkannya "Dekade Aksi Keselamatan di Jalan 2011-2020" oleh Wakil Presiden Boediono, Juni lalu.

"Kampanye tersebut awalnya berangkat dari ide yang kami sampaikan pada Pemerintah sebelumnya", kata Gde.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Kepolisian Republik Indonesia, pada tahun 2010 jumlah kematian akibat kecelakaan mencapai 31.234 jiwa.

Hasil analisis data kecelakaan tahun 2010 oleh Kepolisian menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia telah mengakibatkan sekitar 86 orang meninggal setiap harinya dan 67 persen korban tewas berada pada usia produktif (22-50 tahun).





Kesehatan kita

Kopi Membantu Penyembuhan Hepatitis C


Kopi memang diketahui memiliki beberapa manfaat bagi tubuh. Kini ada satu lagi manfaat dari kopi yaitu bisa membantu mengobati pasien hepatitis C lanjut dengan penyakit hati kronis.

Berdasarkan studi baru diketahui pasien yang menerima perawatan peginterferon plus ribavirin dan mengonsumsi 3 cangkir kopi dalam sehari memiliki kemungkinan 2 kali lebih tinggi dalam merespons pengobatan dibanding pasien yang tidak minum kopi.

"Asupan kopi telah dikaitkan dengan tingkat enzim hati yang rendah, mengurangi perkembangan dari penyakit
http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=986&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a9f2d374
hati kronis dan mengurangi insiden kanker hati," ujar Neal Freedman dari National Cancer Institute, seperti dikutip dari Indiavision, Jumat (10/6/2011).

Meski begitu hubungan antara respons terhadap pengobatan anti-HCV dengan konsumsi kopi belum sepenuhnya diketahui oleh para peneliti. Penelitian ini sendiri telah dilaporkan dalam jurnal Gastroenterology.

Diketahui sekitar 75 persen orang yang terinfeksi hepatitis C tidak memiliki gejala saat pertama kali didiagnosis, dan 25 persen sisanya mengeluh kelelahan, kehilangan nafsu makan, nyeri otot atau demam. Sedangkan kondisi kulit dan mata yang menguning jarang terjadi pada tahap awal infeksi.

Biasanya diagnosis awal dari hepatitis C diketahui melalui pemeriksaan darah yang menunjukkan adanya peningkatan kadar enzim di hati, tanda kerusakan hati yang menjadi petunjuk pertama kemungkinan adanya infeksi.

Di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 130-170 juta orang yang terkena hepatitis C, dan sekitar 70-80 persen menjadi infeksi kronis. Ketika infeksi sudah kronis mulai mengalami efek dari peradangan persisten yang disebabkan oleh reaksi kekebalan tubuh terhadap virus.

Virus hepatitis C adalah virus yang secara genetik amat variatif dan memiliki angka mutasi tinggi, sehingga memungkinkan generasi virus yang beraneka ragam. Akibatnya belum ada vaksin yang berhasil dibuat untuk mencegah infeksi virus hepatitis C.

Orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Gejala-gejala di bawah ini ada yang tidak dirasakan oleh penderitanya seperti:
  1. Lelah
  2. Hilang selera makan
  3. Sakit perut
  4. Urin menjadi gelap
  5. Kulit atau mata menjadi kuning (jaundice) jarang terjadi.

Infeksi virus hepatitis C juga disebut sebagai infeksi terselubung (silent infection) karena pada infeksi dini seringkali tidak bergejala atau tidak ada gejala yang khas sehingga seringkali terlewatkan.

Virus ini menjadi salah satu penyebab penyakit
http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=986&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a9f2d374
hati kronik seperti sirosis dan kanker hati yang merupakan penyebab tersering transplantasi hati. Sirosis terjadi pada 10-20 persen penderita hepatitis C kronik, dan kanker hati terjadi pada 1-5 persen penderita hepatitis C kronik dalam waktu 20-30 tahun. Serta sekitar 80 persen orang yang baru terinfeksi penyakitnya akan terus berkembang menjadi infeksi kronik.

Virus hepatitis C ditularkan lewat darah yang jalan utama infeksinya berasal dari transfusi darah atau produk darah yang belum diskrining (pemeriksaan), saling tukar jarum suntik oleh pengguna narkoba suntik (injecting drug user/IDU) serta jarum atau alat tato dan tindik yang tidak steril.

Pengetahuan untuk kita

Perbedaan Hepatitis A, B dan C

Banyak yang mengira semua Hepatitis adalah penyakit hati yang sama, padahal tiap jenisnya berbeda dan mempunyai daya tular dan daya pengobatan yang berbeda pula. Hepatitis itu ada yang kadarnya ringan seperti Hepatitis A dan yang terberat seperti Hepaitis C. Di Indonesia tiga jenis Hepatitis itu adalah A, B dan C yang disebabkan virus. Apa perbedaan dari 3 hepatitis ini?

Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang biasanya disebabkan oleh virus. Hepatitis yang terjadi di Indonesia paling banyak disebabkan oleh virus hepatitis A, B dan C.

Hepatitis A, B dan C sama-sama disebabkan oleh virus, yaitu Hepatitis Virus tipe A (HVA), Hepatitis Virus tipe B (HVB) dan Hepatitis Virus tipe C (HVC). Namun ketiga virus menular dengan media yang berbeda.

Selain Hepatitis A, B dan C, di dunia juga ditemukan Hepatitis D, E, F dan G. Hepatitis D merupakan rekan dari infeksi Hepatitis B dan dapat memperparah infeksi, Hepatitis E hampir menyerupai Hepatitis A yang hanya terjadi di negara-negara berkembang. Sedangkan Hepatitis F baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Untuk virus terbaru Hepatitis G, seringkali terjadi pada infeksi bersamaan dengan Hepatitis B dan atau C.

Berikut perbedaan antara Hepatitis A, B dan C, seperti dilansir Mayoclinic, Rabu (9/11/2011):

Hepatitis A

Penularan virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal oral, yaitu virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan penderita.

Gejala Hepatitis A biasanya tidak muncul sampai Anda memiliki virus selama beberapa minggu. Hepatitis A sangat terkait dengan pola hidup bersih. Dalam banyak kasus, infeksi Hepatitis A tidak pernah berkembang hingga separah Hepatitis B atau C sehingga tidak akan menyebabkan kanker hati. Meski demikian, Hepatitis A tetap harus diobati dengan baik karena mengurangi produktivitas bagi yang harus dirawat di rumah sakit.

Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:
  1. Kelelahan
  2. Mual dan muntah
  3. Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
  4. Kehilangan nafsu makan
  5. Demam
  6. Urine berwarna gelap
  7. Nyeri otot
  8. Menguningnya kulit dan mata (jaundice).

Kasus-kasus ringan Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan kebanyakan orang yang terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen.

Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah dari toilet adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap virus Hepatitis A.

Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab infeksinya sendiri biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus mempercepat proses penyembuhan, beberapa langkah penanganan berikut ini akan diberikan saat dirawat di rumah sakit.

1. Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.

2. Anti mual. Salah satu dampak dari infeksiHhepatitis A adalah rasa mual, yang mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan.

3. Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah dipakai di dalam tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka obat-obatan yang tidak perlu serta alkohol dan sejenisnya harus dihindari selama sakit.

Pencegahannya untuk Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi yang juga tersedia untuk orang-orang yang berisiko tinggi.

Hepatitis B

Hepatitis Virus tipe B (HVB) dapat menular melalui darah dan cairan tubuh manusia yaitu kontak seksual, penularan dari ibu ke janin dalam kandungan dan melalui suntikan atau transfusi darah yang tercemar virus Hepatitis B, seperti pengguna narkoba suntik, pengguna alat kesehatan (jarum, pisau, gunting) yang tidak disterilkan sempurna, tindik, tato, pisau cukur, gunting kuku yang tidak steril.

Berbeda dengan Hepatitis A, virus Hepatitis B pada sebagian orang dapat menyebabkan Hepatitis B kronis, menyebabkan gagal hati, kanker hati atau sirosis yaitu kondisi yang menyebabkan jaringan parut permanen di hati.

Tanda dan gejala Hepatitis B biasanya muncul sekitar 3 bulan setelah terinfeksi dan dapat berkisar dari ringan sampai parah. Tanda dan gejala Hepatitis B hampir sama dengan hepatitis A, yaitu:
  1. Sakit perut
  2. Urine gelap
  3. Demam
  4. Nyeri sendi
  5. Kehilangan nafsu makan
  6. Mual dan muntah
  7. Kelemahan dan kelelahan
  8. Kulit menguning dan bagian putih mata (jaundice).

Kebanyakan orang yang terinfeksi Hepatitis B di saat dewasa sepenuhnya pulih. Namun bayi dan anak-anak jauh lebih mungkin untuk mengembangkan infeksi Hepatitis B kronis. Belum ada obat untuk hepatitis B namun vaksin dapat mencegah penularan penyakit ini.

Penyakit Hepatitis B bukan tidak bisa disembuhkan, namun proses pengobatannya biasanya dilakukan dalam jangka waktu lama atau bahkan seumur hidup. Jika tidak diobati, hepatitis B bisa berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.

Pencegahannya seperti Hepatitis A, Hepatitis B bisa dilakukan dengan vaksinasi.

Hepatitis C

Hepatitis C mempunyai tingkat keparahan yang paling tinggi dibanding Hepatitis A dan B. Sama dengan Hepatitis B, Virus hepatitis C ditularkan lewat darah yang jalan utama infeksinya berasal dari transfusi darah atau produk darah yang belum diskrining (pemeriksaan), saling tukar jarum suntik oleh pengguna narkoba suntik (injecting drug user/IDU) serta jarum atau alat tato dan tindik yang tidak steril.

Infeksi virus Hepatitis C juga disebut sebagai infeksi terselubung (silent infection) karena pada infeksi dini seringkali tidak bergejala atau tidak ada gejala yang khas sehingga seringkali terlewatkan. Kebanyakan orang tidak tahu mereka terinfeksi Hepatitis C sampai kerusakan hati muncul atau melalui tes medis rutin.

Jika pun ada gejala, Hepatitis C biasanya hanya menunjukkan gejala seperti flu, yaitu:
  1. Kelelahan
  2. Demam
  3. Mual atau nafsu makan yang buruk
  4. Otot dan nyeri sendi
  5. Nyeri di daerah hati.

Virus hepatitis C adalah virus yang secara genetik amat variatif dan memiliki angka mutasi tinggi, sehingga memungkinkan generasi virus yang beraneka ragam. Akibatnya belum ada vaksin yang berhasil dibuat untuk mencegah infeksi virus hepatitis C.

Sirosis terjadi pada 10-20 persen penderita hepatitis C kronik, dan kanker hati terjadi pada 1-5 persen penderita hepatitis C kronik dalam waktu 20-30 tahun. Serta sekitar 90 persen orang yang baru terinfeksi penyakitnya akan terus berkembang menjadi infeksi kronik.

Untuk Hepatitis C hingga kini belum ada vaksin pencegahnya.

Semoga bermanfaat

Dari Kita Untuk Kita

Membangun team yang kompak dan solid


Tim kerja adalah aset yang tak terkira nilainya bagi sebuah perusahaan. Sebab, di tangan kelompok yang terdiri dari beberapa orang inilah nasib perusahaan ditentukan. Jika tim bekerja efektif, perusahaan tumbuh dengan baik seperti yang diharapkan. Bila tidak, maka sebaliknya.

Tugas seorang pemimpin adalah membina mereka agar dapat menampilkan produktivitas yang maksimal dengan memberinya pedoman, arahan, motivasi, dan ispirasi agar apapun tugas yang Anda delegasikan dapat dilaksanakan dengan baik.

Tapi, tentu saja, karena tim terdiri dari beberapa orang, membinanya bukanlah hal yang mudah. Ini triknya agar membangun tim kerja yang kompak:

Bentuk identitas bersama

Setiap tim yang kuat membutuhkan identitas solid yang disepakati bersama. Identitas tersebut bisa sekadar nama, logo, warna, yel-yel, mars, pin, maskot, dan lain sebagainya. Agar identitas tersebut dapat menambah kekompakan tim sebaiknya setiap anggota tim merasa terlibat dan memunculkan rasa memiliki.

Identitas dibutuhkan karena hal ini adalah perangkat dasar untuk pembentukan jati diri bukan saja pribadi melainkan juga terhadap kelompok.

Perkuat misi dan tujuan

Setelah sebuah identitas terbentuk langkah berikutnya adalah memperkokoh pondasi dengan mengilhami seluruh anggota tim dengan alasan keberadaan tim tersebut atau bahasa umumnya misi.

Setelah itu, dilanjutkan dengan menetapkan tujuan bersama. Dengan begitu setiap anggota tim yang terlibat tahu arah tujuan sehingga membangkitkan insiatif untuk berkontribusi demi tercapainya tujuan bersama tadi.

Pemimpin yang menjadi teladan

Sebuah tim akan rapuh tanpa kepemimpinan yang kuat dan efektif. Pemimpin seperti ini jangan digambarkan sebagai pemimpin yang tegas, disiplin dan otoriter. Pemimpin yang kuat dan efektif di era knowledge workers saat ini adalah pemimpin yang menjadi teladan, dan pemimpin yang memberi contoh. Bukan pemimpin yang sekadar memberi perintah dan mengawasi dari balik dinding ruang kerjanya saja.

Lewat keteladanan dari pemimpin model ini daya juang tim akan terus di posisi prima guna memperjuangkan tujuan bersama. (Znd)

Senin, 19 Desember 2011

Tips Kesehatan kita


 Keuntungan Pria Botak


Tanda-tanda kebotakanpada pria usia muda berarti positif bagi kesehatannya. 

Banyak pria kehilangan rasa percaya diri saat mengalami penipisan rambut di area tertentu. Mereka agaknya tak sadar jika tanda-tanda kebotakan itu justru berarti positif bagi kesehatannya.

Studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Epidemiologi Kanker mengungkap, pria yang mulai menunjukkan tanda-tanda kebotakan sebelum usia 30 tahun memiliki risiko 45 persen lebih rendah menderita kanker prostat, dibandingkan pria yang tak mengalami kerontokan rambut.

Kesimpulan itu dibuat berdasar penelitian yang dilakukan terhadap 2.000 pria berusia 40-47 tahun. Setengah di antaranya menderita kanker prostat. Para peneliti kemudian menguji hubungan kadar testosteron dengan masalah kerontokan rambut di usia muda.

Hasil penelitian itu cukup mengundang kontroversi. Sebab, membalikkan fakta yang terungkap dalam sejumlah penelitian sebelumnya bahwa pria botak justru berisiko tinggi menderita kanker prostat.

Mayoritas kebotakan pada pria berkaitan dengan dihidrotestosteron (DHT), yang dihasilkan oleh hormon testosteron. DHT berperan penting dalam pertumbuhan rambut dan proses kematangan seksual laki-laki. Semakin tinggi kadar DHT dalam darah akan mempercepat proses pengecilan folikel yang membuat rambut mudah rontok dan terjadilah kebotakan permanen.

Para peneliti lalu menghubungkan hal itu dengan pertumbuhan kanker prostat yang berkaitan dengan hormon testosteron. Penelitian terbaru mengungkap, kadar testosteron yang tinggi pada pria muda sangat membantu untuk memerangi penyakit paling ditakuti pria itu.

"Jika hasil penelitian ini benar, akan menjadi informasi yang sangat berguna bagi kami untuk semakin memahami bagaimana kerja testosteron dalam tubuh dan bagaimana hormon ini mempengaruhi sistem jaringan di tubuh," kata Kepala Penelitian di Yayasan Kanker Prostat di Amerika Serikat, Dr Helen Rippon.

Dalam penelitian itu juga tertulis bahwa pria yang mengalami kebotakan di usia muda hanya sekitar 23-30 persen. Mayoritas pria menderita kebotakan di usia 50 tahun.(znd)